Dalam memakai metode arkeologi, Foucault "menyepadankan" cara kerja arkeolog dengan genealogi suatu keilmuan. Ia tanpa canggung sanggup menyenaraikan secara filosofis bagaimana kegilaan, misal, merupakan sumber dari terbangunnya suatu peradaban. Apa gerangan yang dimaksud gila oleh Foucault? Dan, bagaimana postulasi kegilaan berkorelasi dengan temuan arkeologis suatu peradaban? Secara filosofis, jawaban atas pertanyaan sensasional itu bisa digali dalam buku ini.
Buku ini jelas tak hanya memuat pertanyaan tersebut. Ada begitu banyak soal dan kritik wacana yang patut disimak darinya.
Selamat mengembara bersama pemuka post-modernisme ini.