Free Thinker adalah pandangan filosofis yang menyatakan bahwa opini dibentuk berdasarkan ilmu pengetahuan, logika dan rasional, serta tidak boleh dipengaruhi oleh kekuasaan, tradisi, dogma, dan agama.
Jadi Free Thinker bukan hanya sebatas berpikir bebas saja. Kalau hanya bebas maka bisa menjadi tidak bertanggung jawab. Ada yang berpikir bebas tapi tidak logis, tidak ada landasan ilmu pengetahuannya, atau tidak rasional.
Sekali lagi, pikiran bebasmu dibentuk berdasar ilmu pengetahuan, logika dan rasional, serta tidak boleh dipengaruhi oleh kekuasaan, tradisi, dogma, dan agama.
Aku juga menyebut para Free Thinker ini sebagai kaum Gnostic/Gnostik. Yaitu kaum pembelajar yang bersedia membuka pikirannya untuk belajar hal-hal yang dapat mengembangkan wawasannya.
Pemikiran bebas ini bukanlah untuk mengkritik orang lain. Apalagi menyalahkan pendapat atau pikiran orang lain. Mungkin di sini letak kesalahan orang yang merasa dirinya Free Thinker, yaitu menjadi bebas dalam berpikir untuk memikirkan pemikiran orang lain sehingga cenderung menyalahkan pemikiran-pemikiran konservatif (kuno) yang pernah ada.
Aku pernah melihat pemikiran sekelompok orang yang menyatakan dirinya sudah bebas dari belenggu dogma (semoga ini bukan Free Thinker sejati ya) dan hampir setiap ungkapannya menjelekkan serta menyalahkan agama. Mereka berpikir bebas dan kebebasannya tersebut digunakan untuk menyalahkan pemikiran lainnya.
Free Thinker bukanlah seorang pemikir bebas yang kemudian selalu menyalahkan pemikiran orang lain hanya karena orang lain berpikir konservatif dan kamu berpikir modern. Bila kamu hanya menyalahkan orang lain yang berpikir beda denganmu, maka hal itu adalah kekecewaanmu terhadap masa lalumu.
Kalau kamu menjadi Free Thinker yang kamu kritik adalah pemikiranmu sendiri. Yang kamu tentang adalah pemikiranmu sendiri. Ini semua tentang diri kita sendiri dan bukan tentang orang lain.
About author: https://www.ruangdiri.com
Penerbit oleh Soul Journey Indonesia