Semesta pengetahuan bioklimatik diawali dengan kriteria dasar yang mengarah pada konsep dan model bangunan bioklimatik. Kesetempatan tropis panas lembap pada kepulauan antara dua benua dan dua samudera memberikan karakter iklim dan konsep kenyamanan termal yang spesifik. Tradisi bioklimatik vernakular menunjukkan adanya elemen dan strategi desain pasif pada arsitektur masa lalu yang tumbuh berkembang selama kurun waktu yang panjang. Hal ini menjadi sumber ide, inisiatif, inovasi, implementasi, dan integrasi secara kontemporer dan ilmiah. Teknik urai-rangkai atau secara ilmiah disebut riset dan desain melalui pengumpulan data, validasi, analisis, temuan, hasil, dan pembahasan merupakan proses inovatif untuk mencapai nyaman termal – Keluasan rancang hangun desain bioklimatik dapat diterapkan dengan cepat, tetapi perubahan tuntutan kebutuhan kenyamanan serta lingkungan binaan memerlukan inovasi lebih lanjut. Sebagai penutup, arsitektur bioklimatik menjadi gerak dasar keberlanjutan dan upaya rnemperjuangkan kelestarian alam (era ecology) di tengah perkembangan era industry 4.0 dan era society 5.0 yang cepat untuk masa depan arsitektur negeri yang lebih baik.
Ir. Agung Murti Nugroho ST, MT, Ph.D, IPM. lahir di Yogyakarta tanggal 15 September, menyelesaikan pendidikan sarjana di Jurusan Arsitektur Universitas Gadjah Mada pada tahun 1998 serta master di jurusan yang sama pada tahun 2002. Di tahun 2007 mendapatkan gelar Ph.D dari Jurusan Seni Bina Fakultas Alam Bina Universiti Teknologi Malaysia dan pada tahun 2018 mendapat gelar Ir. dari Program Profesi Insinyur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya. Bidang keilmuan yang ditekuni adalah Sains Arsitektur dengan fokus pada penyejukan alami bangunan. Penelitian terbaru terkait dengan arsitektur bioklimatik sebagai salah satu bagian pengembangan arsitektur bionik (bioteknik) atau dalam bahasa sehari-hari disebut arsitektur alamiah. Kerja sama penelitian yang sedang dilakukan adalah program Science and Technology Research Parthership for Sustainable Development dengan Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat serta JICA Jepang tentang bangunan rendah emisi karbon. Publikasi Internasional yang terkait dengan penyejukan alami berjudul Courtyard as Tropical Hot Humid Passive Design Strategy: Case Study of Indonesian Contemporary Houses in Surabaya Indonesia pada Journal of Design and Built Environment (scopus Q2), Solar Chimney Geometry for Stack Ventilation in a Warm Humid Climate pada International Journal of Ventilation (scopus Q2) serta The Preliminary Study of Thermal Comfort in Malaysia’s Single Storey Terraced House pada Journal of Asian Architecture and Building Engineering (scopus Q2). Buku ini merupakan buku ketiga, setelah buku pertama terbit pada tahun 2018 berjudul Arsitektur Tropis Nusantara dan buku kedua terbit pada tahun 2020 tentang Rekayasa Ventilasi Alami.
Wasiska Iyati, ST., MT. lahir di Malang tanggal 4 Mei 1987, menempuh pendidikan sarjana di Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya pada tahun 2005 – 2009, dan program magister di Jurusan Arsitektur Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan Institut Teknologi Bandung pada tahun 2010–2012 dengan bidang keilmuan Teknologi Bangunan. Kemudian sejak tahun 2013 menjadi salah satu Dosen di Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya pada kelompok keahlian Sains dan Teknologi Bangunan. Beberapa bidang keilmuan spesifik dalam pengajaran dan penelitian meliputi fisika bangunan, sistem utilitas bangunan, arsitektur hemat energi, bangunan pintar, dan arsitektur hijau. Beberapa topik penelitian dan publikasi ilmiah diantaranya mengkaji tentang sistem ventilasi selubung ganda, peraturan bangunan gedung hijau, pengaruh rasio luas selubung dan volume bangunan terhadap penerimaan radiasi panas matahari ke dalam bangunan, pendinginan pasif bangunan, dan sistem pencahayaan alami pada atap.