bangung dari keterasingannya. Namun tanpa sadar
mereka sebenarnya sering bersentuhan dengan dunia
sastra. Salah satu contohnya adalah ketika kita melihat
status dimedia sosial, sebagian dari mereka, entah itu di
facebook, twitterdan media sosial yang lainnya, status
mereka rata-rata puitis dan penuh “mistis”, karena
banyak dari mereka menuangkan alam pikiran distatus
media sosialnya, dan banyak kata sajak-sajak mengalir
tanpa mereka merasa.
Ada keinginan untuk menyatukan puisi-puisi
peserta didik yang mau bersastra kedalam sebuah buku
kecil ini.Untuk mengumpulkan itupun tidak mudah
karena membutuhkan waktu yang sedikit menguras
tenaga, belum lagi ditambah harus membagi waktu
belajar dan kesibukan sekolah lainnya. Terhitung awal
tahun 2018 ide ini muncul, namun baru diawal tahun
2019 terealisasi. Artinya, butuh waktu 1 tahun lebih
untuk mengumpulkan naskah ini. Mereka dituntut untuk
membuat 1 puisi dalam 1 minggu, begitu seterusnya.
ARIF SAEFUDIN
Ia dilahirkan di Purbalingga pada 24 Juli 1988. Saat ini
menjadi pengelola CLC Terusan 2 yang berindukan di
Sekolah Indonesia Kota Kinabalu. Menulis menjadi hobi
wajibnya. Berbagai karya sudah dituangkan diberbagai
media, baik cetak maupun online. Seperti buku, jurnal
ilmiah, majalah, koran cetak, dan koran online.
Mendorong anak-anak untuk berkarya menjadi “wajib”
baginya. Menurutnya, “menulislah=abadilah.” Ia juga
selalu menulis di blog pribadinya, www.arifsae.com.