“Bu, ini berkas yang harus ditanda-tangani!” ucap salah seorang anak buahku.
“Terima kasih, Emi. Oya sudah ada konfirmasi balik dari pihak Inspektorat?” tanyaku pada wanita berhijab bernama Emi.
“Sudah, Bu. Katanya besok pagi jam sembilan tim-nya datang,” paparnya tegas.
“Masih orang lama?”
“Sepertinya nambah personil, Bu. Ada orang pusatnya, tapi saya belum dapat info lagi.”
“Oke, saya tunggu info tentang orang pusatnya nanti sore! Paling lambat sebelum jam pulang, karena semua harus teratur waktu pemeriksaan!” titahku padanya. Wanita itu mengangguk dengan patuh.
Aku kembali berkutat dengan berkas-berkas persiapan audit. Cukup membuat kepala pusing dan melelahkan. Resiko pekerjaan.
“Aku harus tahu siapa orang pusat itu, untuk mengamankan audit. Jangan sampai kehadirannya membuat posisi tidak aman,” ucapku pada diri sendiri.
Kukorbankan waktu makan siang bersama suami hanya untuk mempersiapkan berkas yang akan di audit. Wajah Bang Harun tampak cemberut kala video call. Sebenarnya aku sudah memberitahu perihal audit ini dua hari lalu padanya.
[Kok audit mendadak gitu sih, Ma?]
[Loh, kan aku udah kasih tahu Papa dua hari lalu? Masa lupa?]
[Waktu cuti Papa kan tinggal berapa hari aja lagi, Ma] ucap belahan jiwaku sambil menunjukkan wajah memelas.
[Mama janji, kalo udah selesai audit. Mama susul Papa ke site, gimana? Ayo donk senyum! Kasih senyum yang bikin Mama jatuh cinta dulu,] Godaku dengan suara manja.
Berhasil.
Wajah tampan dan bersahaja itu menyunggingkan senyum. Usianya memasuki kepala empat tapi kegantengannya belum memudar. Itulah suamiku Harun. Setelah senyum mengembang sempurna pembicaraan kami berakhir. Belahan jiwaku bilang ingin jalan-jalan dengan buah hati kami yang berusia delapan tahun. Gadis manis itu bernama Arunika.
Lewat tengah hari, portir cantikku yang bernama Emi datang ke ruangan.
“Bagaimana, Em? Sudah dapat info?” tanyaku tanpa mengalihkan pandangan dari berkas-berkas yang ada di tangan.
Sonia, telah menghasilkan novel "Godaan Pekerja Tambang", novel "Rindu Arum" dan novel "Aku dan Auditor Ganteng" ini.
Karya-karya Sonia memiliki ciri khas yang unik, dituturkan dengan bahasa yang sederhana, mudah dicerna, dan pandai menghanyutkan pembaca melalui alur cerita filmis yang dibawakannya.
Karena kecintaannya kepada membaca dan literasi, penulis ini cukup produktif menghasilkan karya, di tengah kesibukannya sebagai ibu dari seorang anak dan staf.
Sekarang penulis tinggal di Kalimantan